1. Posisinya.
Jika Dia merupakan anak tunggal, satu-satunya Pria dalam keluarga, atau anak tunggal yang sangat diharapkan kehadirannya. Maka jadilah Dia fokus perhatian di rumah.
2. Mendapatkan dedikasi penuh dari sang ibu.
Sejak lahir Dia merupakan pusat perhatian dan mendapatkan dedikasi penuh dari sang ibu dalam kehidupannya. Sehingga si Dia tidak dapat mencari pemecahan solusi dari permasalahannya sendiri.
Jika seorang ibu didera perasaan takut kehilangan anaknya, lama-kelamaan akan berubah menjadi sikap overprotektif terhadap buah hatinya. Sementara si anak, jika Ia terlalu bergantung pada ibunya, Ia akan menuruti segala kemauan ibunya tersebut. Pria seperti ini tidak akan berkembang menjadi dirinya sendiri, karena Ia hanya ‘mengekor’ pada ibunya.
Berikut beberapa tips menghadapi si anak mami:
- Jangan pernah membicarakan hal buruk mengenai ibunya. Karena Ia lebih terbiasa pada bantuan dan masukan dari sang ibu,
- Jangan pernah memaksanya untuk memilih antara Anda atau ibunya. Karena kemungkinan besar Ia akan lebih memilih ibunya.
- Ajaklah pasangan melakukan kegiatan bersama Anda, tanpa melibatkan ibunya. Bukannya menjauhkan, hanya membantunya menjadi dirinya sendiri dan mengurangi pengaruh dari sang ibu.
Pria anak mami dan Pria anak yang berbakti pada orang tua itu beda lho. Seorang anak yang berbakti, mampu menjaga kepentingan perkawinannya, sekaligus mengedepankan kepentingan sang ibu.
Perlu kesabaran dalam menghadapi pasangan yang anak mami, cobalah untuk menyesuaikan diri Anda, karena Anda mencintainya dan menginginkan hubungan berjalan harmonis bukan? Tidak ada salahnya Anda berbicara dan memintanya baik-baik agar bersikap lebih Dewasa, katakan padangannya, bahwa ada orang lain yang menjadi prioritasnya di dalam pernikahan ini. Atau Anda bisa coba cara lain, yaitu mendekati sang ibu.
Sudahkah Ladies ‘menjinakkan’ si anak mami?
Sumber: http://www.areadewasa.com/article/love-relationship/ya-ampun-ternyata-dia-anak-mami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar