Mendominasi bukanlah sebuah karakter. Akan tetapi, sifat itu menetap dan relative tidak bisa diubah. Jangan panik dulu, jangan pusing membayangkan harus hidup bersama si dominan. Sifat ini bisa diarahkan menjadi lebih baik. Karena, dominan bukanlah sifat bawaan, tapi dipelajari lewat lingkungan sekitarnya. Memiliki sifar dominan diperlukan proses, seperti melalui berbagai macam pengalaman, dan terutama ada seseorang yang mengarahkannya untuk bersikap dominan. Sehingga Ia menjadi ketergantungan, Ia merasa eksistensi dirinya belum terwujud jika Ia tidak menerapkan sikap tersebut.
Seorang psikolog di Birru Consulting dan Q Colsuting, Pambadjeng Budho Mastikosari, Psi., mengatakan bahwa budaya, kehidupan keluarga, dan lingkungan, memberi kontribusi membentuk sikap dominan seseorang.
Biasanya sifat dominan muncul karena adanya rasa tidak percaya terhadap pasangannya, sehingga Ia merasa perlu mengatur segala sesuatunya, memutukan semua hal, dan bertindak untuk keluarga tanpa pernah berkompromi atau mengkomunikasikannya dengan pasangan. sudah pasti hal ini bisa memicu banyak masalah di dalam hubungan. Menurut Matikosari, Psi., perilaku ini merupakan sumber ketidakseimbangan keluarga dan mengganggu kestabilan hubungan. Tidak jarang seorang yang dominan, mengambil alih tanggung jawab dan kewajiban pasangannya. Sebab Ia merasa pasangannya tidak mampu menanganinya.
Serba salah memang menghadapi si dominan. Kalau Anda tidak mengalah, akan muncul keributan dan permasalahan. Sedangkan kalau Anda mengalah dengan maksud untuk menghindari konflik yang mungkin muncul, Ia akan semakin nyaman dengan sikapnya itu, karena tampaknya tak menemui hambatan dan dapat menjadi cara untuk memenuhi keinginannya.
Tapi, sikap dominan juga tidak selama negatif. Karena sikap tersebut bisa membuat seseorang merasa bertanggung jawab terhadap segala sesuatunya di area kewajiban dan tanggung jawabnya, jika… Anda dan pasangan memahami hak dan kewajibannya. Dengan begitu sikap tersebut tidak akan menjadi suatu permasalahan di dalam hubungan.
Merasa kecewa, jengkel, dan tertekan adalah perasaan yang muncul saat pasangan mengatur kehidupan kita. Jangan hanya dipendam di dalam hati, atasilah:
Mencari win-win solution
Carilah solusi dimana kedua belah pihak, yaitu Anda dan juga pasangan diberi keuntungan yang sama. Menurut Mastikosari, Psi., “Seringan apa pun masalah bila tak dikomunikasikan, akan terus menjadi masalah. Bahkan, akan membesar dan akibatnya sangat tidak diharapkan.”
Pembagian tugas
Buatlah dengan jelas mengenai tugas-tugas apa yang harus dilakukan, dan siapa yang harus bertanggung jawab mengerjakannya. Jika pembagian tugas tersebut sudah jelas, diskusikan. Tanyakan pendapat pasangan terhadap keputusan dan pengaturannya, jika ada hal-hal yang dirasa kurang sesuai, bisa dilakukan perbaikan atas dasar percaya. Galilah pendapat dan pandangan dari pasangan Anda, gunanya untuk menyempurnakan apa yang bisa Anda lakukan.
Di saat semua itu berjalan, hanya ada rasa saling percaya, mau mendengar, menerima masukan, serta masing-masing bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Tidak ada lagi si dominan dan keterpaksaan mengalah
So, bisakah Anda memberikan tanggung jawab kepada pasangan dan mempercayainya? Tidak ada lagi mendominasi!
Sumber: http://www.areadewasa.com/article/love-relationship/jangan-terlalu-mendominasi-hubungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar