Katanya, anak tunggal itu memiliki karakter yang manja, kesepian, kurang mandiri, tidak terampil dalam memecahkan permasalahan, tidak bisa membuat keputusan, dan mereka pun memiliki keterikatan emosional yang lebih tinggi terhadap orang tuanya dibandingkan anak lainnya.
Kepribadian seseorang memang terkadang diperngaruhi oleh urutan lahirnya di dalam keluarga. Setiap anak, mulai dari anak tunggal, anak pertama, kedua dan seterusnya akan memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun sebenarnya, bagaimana karakter seorang anak tergantung dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya. Seperti yang dikatakan oleh psikolog Widiawati Bayu, Psi., “Apakah anak itu akan menjadi manja, mandiri, egois, mau berbagi, keras kepala, atau toleran, dan lainnya bergantung pada peran serta pola asuh orang tuanya.”
Di saat orang tua salah memaknai ‘kasih sayang’ pada anak-anaknya, yang membuat si anak menjadi tidak mampu mengeksplorasi potensi yang dimilikinya, disitulah karakteristik negatif si anak menjadi lebih dominan dan selalu menempel hingga Ia beranjak Dewasa.
Lalu apa yang akan terjadi? Tentu saja hubungan tersebut menjadi pincang, karena hanya salah satu pihak yang harus terus mengalah. Memiliki pasangan seorang anak tunggal dengan karakteristik negatif, yang terbiasa manja, selalu dituruti, dan membutuhkan perhatian ekstra tentu membuat Anda terus-menerus menyediakan waktu untuknya. Padahal, pada saat tertentu, Anda pun ingin mendapatkan perhatian dari si Dia.
Ia pun bisa menjadi overprotected. Hal itu terjadi dikarenakan Ia terbiasa ‘sendiri’, dan kini Ia memiliki Anda sebagai pasangan dan juga anak-anaknya, sehingga rasa takut kehilangan dan takut kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Anda serta anak-anaknya muncul menyelimuti pikirannya. Nah, jika keadaan berjalan seperti itu, sudah tentu akan muncul perasaan tidak nyaman, yang berarti kondisi hubungan atau rumah tangga Anda berjalan tidak sehat.
Bagaimana mengatasi permasalahan tersebut?
Saling terbuka
Sangat penting menciptakan keterbukaan di antara Anda dan pasangan, dan saling mengenal satu sama lain lebih dalam. Tidak ada yang mengatakan hal itu akan mudah, namun, itulah makna dari sebuah hubungan. Masing-masing akan mempelajari kelebihan dan kekurangan pasangannya.
Berinteraksi secara efektif
Kembangkan juga pola interaksi efektif. Komunikasikan kepada pasangan segala persoalan dalam rumah tangga dengan cara yang bijak. Tidak perlu takut memberikan masukan yang sifatnya membangun.
Suatu hubungan itu memang butuh pengorbanan, kesabaran dan juga toleransi dari masing-masing pihak. Betul kan?
Sumber: http://www.areadewasa.com/article/love-relationship/manjanya-si-anak-tunggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar