Jika orang tua cukup peka dan mampu menghayati kebutuhan si bayi, maka bayi yang menantang dapat menjadi lebih mudah ditangani. Sedangkan, jika easy baby tidak dipahami atau dibesarkan dengan aturan yang kaku, kurang kasih sayang, dan kurang penghargaan dari keluarga, bayi tersebut dapat berkembang menjadi temperamen. Jadi bisa disimpulkan, temperamen seseorang ditentukan oleh nature dan nurture. Naiknya hormon adrenalin seseorang terkait dengan sikap marah. Pada kaum Wanita biasanya hormone adrenalinnya lebih cepat ketika mereka mengalami menstruasi. Tidak heran kan mengapa Wanita sering marah atau emosional saat itu.
Siapa sih yang tidak pernah marah? Hampir semua orang di dunia ini tentu pernah marah, dan hal itu Wajar saja, asalkan… dengan alasan yang jelas. Namun tidak sedikit sikap marah tersebut membuat orang lain menjadi senewen. Seperti, emosi yang tidak terkendali (memaki-maki), tanpa melihat konteks persoalan, objek yang jadi persoalan tidak jelas, apalagi bila diikuti gerakan fisik seperti memukul. Marah seperti itu sangat tidak sehat loh, baik untuk Anda, pasangan, dan sudah tentu hubungan Anda berdua.
Marah, bukan berarti Dia tidak lagi mencintai Anda. Marah merupakan suatu ekspresi karena orang tersebut merasa tidak setuju akan sesuatu, dan disampaikan secara agresif. Memiliki pasangan dengan temperamen yang tidak terkontrol memang bikin ‘gerah’, namun cobalah mengatasinya dengan beberapa cara berikut:
Berikan Dia waktu
Ketika pasangan Anda mulai marah-marah dan emosional, berikan Dia sendirian. Anda pun harus menahan diri, jangan mudah terpancing dengan kemarahan pula. Berikan Dia waktu beberapa saat, agar situasi pun lebih terkendali, dan memiliki waktu untuk merefleksikan dan menata emosinya kembali.
Refleksikan diri Anda
Jadi tidak hanya pasangan yang perlu merefleksi diri, Anda juga dong. Mungkin ada hal dari diri Anda yang membuat pasangan marah. Seseorang yang pemarah biasanya memiliki gengsi yang tinggi untuk meminta maaf lebih dulu. Tidak ada salahnya mengalah, dan membujuk dirinya.
Telaah tingkah laku si pemarah
Terkadang rasa marah tersebut merupakan pelampiasan dari suatu hal lain yang membuatnya kesal. Misalnya, di kantor pasangan Anda tidak bisa berbuat banyak ketika Ia dimarahi atasannya. Kemudian setibanya di rumah, Ia mengungkapkannya pada Anda atau anak.
Ajak berdialog
Tidak ada salahnya mengajak pasangan Anda berbicara dengan hari yang terbuka, ungkapkan perasaan Anda terhadap pasangan, seperti, “Saya sedih sekali mendengar kata-kata ….” Dalam hal ini, Anda yang harus lebih berinisiatif. Karena hal tersebut tidak akan terpikirkan oleh si pemarah.
Indri menyarankan agar Anda dahulu yang harus berubah kalau Anda merasa bermasalah dengan perilaku temperamen pasangan.
Tentu bisa kan Anda menyejukkan hati si pemarah?
Sumber: http://www.areadewasa.com/article/love-relationship/marah-lagi-marah-lagi-capek-deh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar